Hutang Produktif VS Hutang Konsumtif


Idealnya sih gak punya hutang.

Namun jika harus berhutang ya berhutanglah secara bijak. Sesuaikan besaran hutang dengan kemampuan membayar. Sehingga kewajiban membayar hutang atau angsuran tidak menyebabkan pemenuhan kebutuhan pokok terhambat.

Jadi, hutang bukanlah halangan seseorang untuk memperoleh hidup sejahtera. Jika hutang dimanfaatkan dengan bijak, hutang bisa menjadi salah satu jalan untuk mencapai kesuksesan.

Hutang sendiri secara umum dibagi menjadi dua macam yaitu hutang produktif dan hutang konsumtif.

Hutang produktif merupakan hutang yang bertujuan untuk pengembangan usaha atau bisnis. Laba usaha yang dihasilkan dari kegiatan bisnis yang dibangun atas hutang tersebut juga dapat digunakan untuk melunasi pinjaman secara berkala. Meskipun hutang sudah lunas, bisnis Anda masih tetap berjalan dan menghasilkan keuntungan untuk memenuhi kebutuhan hdup Anda sehari-hari. karena itulah hutang ini disebut sebagai hutang produktif.

Hutang konsumtif adalah kebalikan dari hutang produktif, yaitu hutang yang bertujuan untuk kebutuhan tertentu misal untuk pendidikan, pernikahan, renovasi. Manfaat dari pinjaman itu tidak bisa digunakan untuk mengembalikan hutang.

Sebagai contoh, Anda mengajukan pinjaman ke bank untuk membeli mobil sebagai sarana mudah untuk pulang pergi ke kantor, atau pergi berlibur ke luar negeri untuk melepas penat. Kegiatan tersebut merupakan kebutuhan konsumtif yang tidak mendatangkan manfaat finansial secara langsung bagi Anda, jadi hutang yang Anda ajukan termasuk ke dalam kategori hutang konsumtif.

Bagaimana memanfaatkan hutang produktif?

Sebagai simulasi, Anda mengajukan pinjaman Rp 10 juta dengan tenor 12 bulan dan bunga 1,5% untuk. Pinjaman digunakan untuk memulai suatu usaha kuliner atau bisnis yang memang menjadi hobi Anda.
Pokok Hutang: 10 jt / 12 = 833rb
Bunga: 1,5%= 150 rb
Jadi Angsuran perbulan:  983rb

Nah Anda harus menyisihkan sisa keuntungan tersebut untuk bayar angsuran.
Jadi, anda bisa melunasi hutang produktif tersebut dengan menggunakan keuntungan dari bisnis.

Berbeda dengan hutang produktif, hutang konsumtif memang tidak mendatangkan manfaat finansial secara langsung. Jika memang terpaksa menggunakan hutang konsumtif, pastikan Anda memiliki arus kas yang cukup dan stabil untuk melunasi cicilan hutang tersebut.

Untuk keperluan konsumtif seperti membeli smartphone sebaiknya gunakan kartu kredit. Anda bisa mendapatkan beberapa fasilitas seperti diskon atau cicilan nol persen untuk membantu Anda membeli kebutuhan tersebut.

Bijaklah berhutang, baik hutang produktif maupun konsumtif.


0 Response to "Hutang Produktif VS Hutang Konsumtif"

Post a Comment